SahabatQQ || Ini semua berawal ketika aku bertemu dengan 2 orang gadis saat aku keluar kota. Aku berangkat ke jawa dengan menggunakan bus dari jakarta. Dan aku berangkat berbarengan dengan 2 orang gadis yang sangat seksi. Merekalah yang menemaniku sepanjang perjalananku.
Sambil terus berpurapura mencari tempat dudukku aku terus melirik 2 gadis cantik itu, hingga akhinrya aku menemukan tempat dudukku yg berada di sebelahnya persis. Aku pun tersenyum ketika melihatnya duduk disampingku, dan ketika aku tersenyum 2 gadis itu pun membalas senyumanku dgn manis. Hingga aku terus berpikiran utk mengajaknya berkenalan. Namun baru saja aku mau mengajaknya berkenalan malah salah seorang gadis itu sudah menanyaiku lebih dulu.
Mau pergi kemana mas. tanyanya
Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, tanyaku.
Sy mau ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya, katanya .
Rumah orang tuanya di Rembang ya, tanyaku lebih lanjut.
Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung, katanya.
Aku tdk tahu dimana Randublatung tp seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang. Akhirnya kami akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Tiwi dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Tiwi agak gampang di goyang.
Suasana makin redup dan akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jawa barat, kami mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotong bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yg lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Tiwi agak canggung, tetapi Nina, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kami makan dgn hidangan yg lebih baik.
Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar jam 3 pagi. Menurut Tiwi mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.
Trenyuh juga mendengar kisah mereka, sehingga aku menawarkan utk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, setelah itu baru jalan ke kampung.
Sy gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget, kata Tiwi. Aku lalu menawarkan biar aku saja yg bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.
Sejak naik dari rumah makan tadi, Tiwi makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau memang tujuannya utk menginap. Aku menawarkan utk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Tiwi langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kami sudah lama berkenalan.
Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Tiwi, kalau ada keponakannya. Tdk ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yg berarti tdk lama lagi akan sampai Semarang. Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.
Tiwi dan Nina seperti terheranheran melihat hotel pilihanku.
Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini, kata Nina.
Aku mendapat kamar double bed.
Mas sayang banget kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget, kata Tiwi sambil melihat sekeliling.
Nina mencoba tempat tidur yg memang empuk dia duduk sambil menggenjotgenjot kasur. Setelah mengemas barang, yg hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dgn air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlamalama dlm bak mandi. K0ntolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.
Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yg tibatiba terbuka. Tiwi sambil cengarcengir mengatakan tdk tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan cd nya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga. Aku tdk bisa berlindung, karena sedang telentang dan full telanjang. Tiwi mencoba merasakan hangatnya air.
Enak ya mas, tanyanya.
Seger banget, kataku.
Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, karena tadi mau berangkat gak sempet mand
Setelah membersihkan kemaluannya dgn semprotan air. Tanpa ragu Tiwi mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dgn pentil yg masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yg luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dgn kulitnya yg putih. Tiwi tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dlm bath tub. Tiwi mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. K0ntolku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Tiwi.
Merasa k0ntolku menrjang badannya Tiwi berbalik posisi dan langsung meraih k0ntolku. Digenggamgenggamnya. Nikmat yg luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.
Tiwi menyelam dan mulutnya langsung melahap k0ntolku. Aku tdk menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala k0ntolku. Dia tdk bisa berlamalama karena sesak nafas di dlm air. Tanpa kuminta, Tiwi menduduki k0ntolku dan k0ntolku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang meqinya.
Memasukkan k0ntol ke meqi di dlm air, terasa agak sulit, karena lubang meqi Tiwi terasa kesat. Namun Tiwi tdk putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dlm meqinya. Nikmat sekali rasanya, meqi Tiwi terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dlm air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tdk ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Tiwi
Pintu kamar mandi terbuka tibatiba. Muncul si kecil Nina. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dgn tangan. Posisi kami tdk bisa disembunyikan lagi, karena Tiwi yg bugil sedang berada diatas tubuhku yg juga bugil.
Nina kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget. Kata Nina.
Dia seperti juga Tiwi tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Tiwi seperti tdk perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak.
Nina duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi.
Situasi sudah tanggung, Nini kugamit utk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya.
Tdk terlalu repot, Nina mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yg terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dlm pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dgn pentil yg masih kecil sekali. Ukuran tetek Nini seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit.
Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan cd ya. Aku tdk bisa langsung melihat kemaluannya. Yg tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat meqinya yg masih gundul, ketika dia masuk ke dlm bak mandi. Nina mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.
Gerakan jadi tdk leluasa lagi sehingga aku menyarankan Tiwi keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Tiwi kuatur memunggungiku dgn posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dgn mudah masuk ke dlm lubang meqinya yg terasa sangat licin. Tiwi seperti tdk peduli dgn kehadiran Nina. Dia mendesahdesah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang meqinya berkedutkedut. Tiwi mendapatkan orgasmenya yg pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Tiwi menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang k0ntolku dari lubang meqinya sehingga k0ntolku mengacung kedepan tegap.
Tiwi berusaha memuaskanku dgn jongkok sambil mengulum dan menghisap k0ntolku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya. Bosan mengoralku yg tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Tiwi berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dgn meraih shower.
Aku kembali masuk ke bak mandi yg di situ masih ada Nina. Aku berhadaphadapan dgn Nina. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dgn putting susu yg menajam diujungnya. Nina kuraih sehingga dia kupeluk dgn posisi membelakangiku. Aku meremas perlahanlahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Tiwi dgn Nina. Jika tetek Tiwi terasa lembut oleh lemak, tetek Nina terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan meqinya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Nina kelojotan mencapai orgasme
Sementara itu Tiwi sudah mengeringkan badan dgn berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Nina juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dgn posisi menyandar, sehingga k0ntolku bebas tegak. Nina kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Ninai mendekatkan lubang meqinya ke kepala k0ntolku yg telah memerah karena sangat tegang. Aku mengolesngoles kepala k0ntolku di sekitar lubang meqinya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dlm.
Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala k0ntolku ke meqi gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi k0ntolku bisa terus menerobos kedlm. Kesanku Nina sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding meqi Tiwi, tetapi k0ntolku lancar majumundur di lubang meqinya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dgn shower.
Selama mandi itu kutanya Nina soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dgn pacarnya yg sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Nina dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Nina ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Nina tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Tiwi.
Mbak Anti, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku, kata Nini dgn muka agak merajuk.
Aku tdk mau berkomentar, karena rasanya tdk ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Nina berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Tiwi sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Nina di sisi kananku. Tdk nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Nina juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Tiwi yg juga berbalut handuk perlahanlahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut. Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur.
Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Nina sedang menghisap k0ntolku. Mungkin dia berusaha membangunkan k0ntolku. Aku berpurapura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Nina beroperasi sendiri, sementara Tiwi masih ngorok disebelahku. Nina berusaha memasukkan k0ntolku ke lubang meqinya dgn posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang k0ntolku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadangkadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku.
Nina kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. K0ntolku terasa dipaksa menghadap kebawah. Nina kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang meqinya seperti kedongkrak oleh batang k0ntolku yg sedang keras sempurna. Nina berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan dgnku . K0ntolku kembali dimasukkan ke dlm meqinya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkangerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkalikali k0ntolku lepas dari lubang meqinya. Nina kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa meqinya berdenyutdenyut.
Aku jadi dlm posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan k0ntolku memasuki meqi Tiwi. Meqinya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu k0ntolku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dgn gerakan kasar, Tiwi merintihrintih. Sayangnya meqinya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi utk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dgn tetap mempertahankan k0ntolku di dlm meqi Tiwi. Dia mengerti dan kini Tiwi memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme Tiwi sudah meqiik sambil menjepit k0ntolku.
Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dlm meqinya. Pada suasana seperti itu, aku tdk memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yg penting rasanya nikmat. Tiwi langsung jatuh berbaring di sampingku. Aku tertidur telentang dan agak terengahengah. Tiba tiba terasa batang k0ntolku dibersihkan dgn seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Nina yg melakukan. Aku tdk sempat memperhatikan apa yg dilakukan Nina tadi ketika aku bertempur dgn Tiwi.
Setelah dibersihkan , Nina kembali mengoral k0ntolku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan k0ntolku. Lama juga k0ntolku tdk bangunbangun, Aku merasa kasihan karena usaha Nini tdk membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat meqi kecil ini. Nina tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yg menonjol. Tdk perlu waktu terlalu lama akhirnya meqi Nina cenatcenut. Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dlm meqinya, aku mencari Gspotnya.
Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu Gspotnya karena ketika kusentuh pelan Nina bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Nina meqiik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tdk banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, k0ntolku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras utk disodokkan ke meqi Nina. Aku langsung menindih Nina dan terasa meqinya mencekat dan masih ada sisa cenatcenutnya. Aku genjot langsung dgn gerakan cepat.
Nikmat sekali rasanya. Nina merintihrintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Nina kembali menjerit seperti tadi. Aku tdk memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya. Oom ampun oom udah om, meqiku ngilu. Aku tdk memperdulikannya dan terus menggenjot. Sambil mengibaiba Nina juga mendesisdesis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Nina kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang meqi terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dlmnya.
Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Meqinya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dlmdlm k0ntolku ke meqinya. Ninapun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.
Seru banget mainnya, dan berisik, kata Tiwi yg duduk bersila dgn tubuh telanjang menonton pertempuranku.
Gila lu Nik kecilkecil, ngeseknya kuat juga, kata Tiwi mengomentari adik sepupunya.
Aku istirahat sebentar. Nina sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Tiwi dan membangunkan Nina. Kami mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.
Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop utk sarapan pagi. Nina terkagumkagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yg tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Nina mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Tiwi setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondarmandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Tiwi dan Nina memeng kubekali uang yg lumayan banyak utk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.
Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Tiwi dan Nina membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yg menyambung dgn Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.
Melawan Tiwi, bagiku tdk berat, tetapi melayani nafsu Nina kecil aku agak kewalahan juga. Kecilkecil kemauannya besar sekali. Nina tdk jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Tiwi. Tiwi memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yg membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua meqiku itu
Sambil terus berpurapura mencari tempat dudukku aku terus melirik 2 gadis cantik itu, hingga akhinrya aku menemukan tempat dudukku yg berada di sebelahnya persis. Aku pun tersenyum ketika melihatnya duduk disampingku, dan ketika aku tersenyum 2 gadis itu pun membalas senyumanku dgn manis. Hingga aku terus berpikiran utk mengajaknya berkenalan. Namun baru saja aku mau mengajaknya berkenalan malah salah seorang gadis itu sudah menanyaiku lebih dulu.
Mau pergi kemana mas. tanyanya
Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, tanyaku.
Sy mau ke Rembang, nih mulangin anak bandel ini ke orang tuanya, katanya .
Rumah orang tuanya di Rembang ya, tanyaku lebih lanjut.
Bukan sih masih jauh di desa, ke Randublatung, katanya.
Aku tdk tahu dimana Randublatung tp seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang. Akhirnya kami akrab ngobrol dan dia mengaku bernama Tiwi dan di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Tiwi agak gampang di goyang.
Suasana makin redup dan akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jawa barat, kami mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotong bandeng, sambel dan lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yg lebih enak di bagian lain restoran. Mulanya Tiwi agak canggung, tetapi Nina, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kami makan dgn hidangan yg lebih baik.
Setelah makan kami kembali duduk di bus, dan obrolan kami makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang masih gelap mungkin sekitar jam 3 pagi. Menurut Tiwi mereka mau menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.
Trenyuh juga mendengar kisah mereka, sehingga aku menawarkan utk menginap saja di hotel, sampai hari mulai terang, setelah itu baru jalan ke kampung.
Sy gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget, kata Tiwi. Aku lalu menawarkan biar aku saja yg bayar, dan aku juga akan ikut turun di Rembang.
Sejak naik dari rumah makan tadi, Tiwi makin akrab saja, dia memeluk tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau memang tujuannya utk menginap. Aku menawarkan utk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Tiwi langsung menyetujui. Dia makin erat memelukku, seperti kami sudah lama berkenalan.
Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Tiwi, kalau ada keponakannya. Tdk ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yg berarti tdk lama lagi akan sampai Semarang. Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.
Tiwi dan Nina seperti terheranheran melihat hotel pilihanku.
Oom bagus banget hotelnya, kan mahal nginep di sini, kata Nina.
Aku mendapat kamar double bed.
Mas sayang banget kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget, kata Tiwi sambil melihat sekeliling.
Nina mencoba tempat tidur yg memang empuk dia duduk sambil menggenjotgenjot kasur. Setelah mengemas barang, yg hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dgn air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlamalama dlm bak mandi. K0ntolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.
Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yg tibatiba terbuka. Tiwi sambil cengarcengir mengatakan tdk tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan cd nya dia langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga. Aku tdk bisa berlindung, karena sedang telentang dan full telanjang. Tiwi mencoba merasakan hangatnya air.
Enak ya mas, tanyanya.
Seger banget, kataku.
Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, karena tadi mau berangkat gak sempet mand
Setelah membersihkan kemaluannya dgn semprotan air. Tanpa ragu Tiwi mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dgn pentil yg masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yg luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dgn kulitnya yg putih. Tiwi tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dlm bath tub. Tiwi mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. K0ntolku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Tiwi.
Merasa k0ntolku menrjang badannya Tiwi berbalik posisi dan langsung meraih k0ntolku. Digenggamgenggamnya. Nikmat yg luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.
Tiwi menyelam dan mulutnya langsung melahap k0ntolku. Aku tdk menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala k0ntolku. Dia tdk bisa berlamalama karena sesak nafas di dlm air. Tanpa kuminta, Tiwi menduduki k0ntolku dan k0ntolku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang meqinya.
Memasukkan k0ntol ke meqi di dlm air, terasa agak sulit, karena lubang meqi Tiwi terasa kesat. Namun Tiwi tdk putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dlm meqinya. Nikmat sekali rasanya, meqi Tiwi terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dlm air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tdk ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Tiwi
Pintu kamar mandi terbuka tibatiba. Muncul si kecil Nina. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dgn tangan. Posisi kami tdk bisa disembunyikan lagi, karena Tiwi yg bugil sedang berada diatas tubuhku yg juga bugil.
Nina kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget. Kata Nina.
Dia seperti juga Tiwi tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Tiwi seperti tdk perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak.
Nina duduk termangu menonton kami berhubungan, meski kencingnya sudah selesai dari tadi.
Situasi sudah tanggung, Nini kugamit utk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya.
Tdk terlalu repot, Nina mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yg terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dlm pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dgn pentil yg masih kecil sekali. Ukuran tetek Nini seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit.
Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan cd ya. Aku tdk bisa langsung melihat kemaluannya. Yg tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat meqinya yg masih gundul, ketika dia masuk ke dlm bak mandi. Nina mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.
Gerakan jadi tdk leluasa lagi sehingga aku menyarankan Tiwi keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Tiwi kuatur memunggungiku dgn posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dgn mudah masuk ke dlm lubang meqinya yg terasa sangat licin. Tiwi seperti tdk peduli dgn kehadiran Nina. Dia mendesahdesah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang meqinya berkedutkedut. Tiwi mendapatkan orgasmenya yg pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Tiwi menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang k0ntolku dari lubang meqinya sehingga k0ntolku mengacung kedepan tegap.
Tiwi berusaha memuaskanku dgn jongkok sambil mengulum dan menghisap k0ntolku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya. Bosan mengoralku yg tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Tiwi berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dgn meraih shower.
Aku kembali masuk ke bak mandi yg di situ masih ada Nina. Aku berhadaphadapan dgn Nina. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dgn putting susu yg menajam diujungnya. Nina kuraih sehingga dia kupeluk dgn posisi membelakangiku. Aku meremas perlahanlahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Tiwi dgn Nina. Jika tetek Tiwi terasa lembut oleh lemak, tetek Nina terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan meqinya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Nina kelojotan mencapai orgasme
Sementara itu Tiwi sudah mengeringkan badan dgn berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Nina juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dgn posisi menyandar, sehingga k0ntolku bebas tegak. Nina kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Ninai mendekatkan lubang meqinya ke kepala k0ntolku yg telah memerah karena sangat tegang. Aku mengolesngoles kepala k0ntolku di sekitar lubang meqinya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dlm.
Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala k0ntolku ke meqi gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi k0ntolku bisa terus menerobos kedlm. Kesanku Nina sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding meqi Tiwi, tetapi k0ntolku lancar majumundur di lubang meqinya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dgn shower.
Selama mandi itu kutanya Nina soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dgn pacarnya yg sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Nina dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Nina ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Nina tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Tiwi.
Mbak Anti, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku, kata Nini dgn muka agak merajuk.
Aku tdk mau berkomentar, karena rasanya tdk ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Nina berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Tiwi sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Nina di sisi kananku. Tdk nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Nina juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Tiwi yg juga berbalut handuk perlahanlahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut. Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur.
Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Nina sedang menghisap k0ntolku. Mungkin dia berusaha membangunkan k0ntolku. Aku berpurapura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Nina beroperasi sendiri, sementara Tiwi masih ngorok disebelahku. Nina berusaha memasukkan k0ntolku ke lubang meqinya dgn posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang k0ntolku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadangkadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku.
Nina kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. K0ntolku terasa dipaksa menghadap kebawah. Nina kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang meqinya seperti kedongkrak oleh batang k0ntolku yg sedang keras sempurna. Nina berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan dgnku . K0ntolku kembali dimasukkan ke dlm meqinya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkangerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkalikali k0ntolku lepas dari lubang meqinya. Nina kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa meqinya berdenyutdenyut.
Aku jadi dlm posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan k0ntolku memasuki meqi Tiwi. Meqinya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu k0ntolku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dgn gerakan kasar, Tiwi merintihrintih. Sayangnya meqinya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi utk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dgn tetap mempertahankan k0ntolku di dlm meqi Tiwi. Dia mengerti dan kini Tiwi memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme Tiwi sudah meqiik sambil menjepit k0ntolku.
Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dlm meqinya. Pada suasana seperti itu, aku tdk memikirkan risiko hamil dan sebagainya, yg penting rasanya nikmat. Tiwi langsung jatuh berbaring di sampingku. Aku tertidur telentang dan agak terengahengah. Tiba tiba terasa batang k0ntolku dibersihkan dgn seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Nina yg melakukan. Aku tdk sempat memperhatikan apa yg dilakukan Nina tadi ketika aku bertempur dgn Tiwi.
Setelah dibersihkan , Nina kembali mengoral k0ntolku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan k0ntolku. Lama juga k0ntolku tdk bangunbangun, Aku merasa kasihan karena usaha Nini tdk membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat meqi kecil ini. Nina tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yg menonjol. Tdk perlu waktu terlalu lama akhirnya meqi Nina cenatcenut. Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dlm meqinya, aku mencari Gspotnya.
Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu Gspotnya karena ketika kusentuh pelan Nina bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Nina meqiik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tdk banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, k0ntolku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras utk disodokkan ke meqi Nina. Aku langsung menindih Nina dan terasa meqinya mencekat dan masih ada sisa cenatcenutnya. Aku genjot langsung dgn gerakan cepat.
Nikmat sekali rasanya. Nina merintihrintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Nina kembali menjerit seperti tadi. Aku tdk memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya. Oom ampun oom udah om, meqiku ngilu. Aku tdk memperdulikannya dan terus menggenjot. Sambil mengibaiba Nina juga mendesisdesis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus dan memang benar Nina kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang meqi terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dlmnya.
Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Meqinya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dlmdlm k0ntolku ke meqinya. Ninapun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya.
Seru banget mainnya, dan berisik, kata Tiwi yg duduk bersila dgn tubuh telanjang menonton pertempuranku.
Gila lu Nik kecilkecil, ngeseknya kuat juga, kata Tiwi mengomentari adik sepupunya.
Aku istirahat sebentar. Nina sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Tiwi dan membangunkan Nina. Kami mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.
Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop utk sarapan pagi. Nina terkagumkagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yg tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Nina mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Tiwi setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondarmandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Tiwi dan Nina memeng kubekali uang yg lumayan banyak utk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.
Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro membereskan urusanku . Tiwi dan Nina membatalkan pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yg menyambung dgn Tunjungan Plaza. Mereka senang sekali bebas berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.
Melawan Tiwi, bagiku tdk berat, tetapi melayani nafsu Nina kecil aku agak kewalahan juga. Kecilkecil kemauannya besar sekali. Nina tdk jadi dipulangkan ke kampung, dia ke Jakarta lagi dan kost bersama Tiwi. Tiwi memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja. Aku yg membantu membayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan kepada dua meqiku itu
No comments:
Post a Comment