SahabatQQ | Usiaku 23 tahun. Aku memiliki anak berusia 2 tahun. panggil saja namaku sinta. Suamiku saat ini sedang bertugas di luar kota.
Aku bersuamikan seorang abdi negara dia di tugaskan ke luar kota, aku pernah ikut bersamanya namun karena tinggalnya di daerah pedalaman akupun tidak betah tinggal di sana. Akhirnya kami memutuskan untuk aku kembali ke rumah orang tuaku saja, padahal kami masih hangat-hangatnya waktu itu tapi karena tiap hari aku menangis akhirnya akupun pulang.
Sampai kini anakku sudah berusia 2 tahun aku masih bersama dengan orang tuaku, dan suamiku tetap saja tinggal di kota yang berbeda-beda. Dia masih sering di pindah tugaskan karena itu jarang sekali pulang, paling tidak satu tahun sekali pulang itupun hanya sebentar. Awalnya aku selalu merindukannya tapi akhirnya akupun dapat melupakan kerinduanku padanya.
BUkan tanpa alasan tapi karena kini aku punya gendaan atau yang disebut dengan selingkuhan. Dia tidak lain adalah mantan pacarku yang hingga kini memang belum menikah juga, aku tergoda padanya karena dia sering bilang kalau masih mencintaiku, bahkan aku dengar hal itu dari sepupunya juga. Karena itu aku jadi terkesan bagaimanapun juga akupun pernah dekat dengannya.
Awalnya kami hanya sering jalan bareng. Dan aku aggap dia tulus melakukan hal itu padaku, tapi lama kelamaan hubungan kami semakin dekat menjurus ke yang lebih intim lagi, saat itu Rafi nama pria itu mengajakku pergi ke sebuah acara temannya. Tentu saja aku menolak dengan alasan takut ada yang kenal tapi dia menjamin kalau hal itu tak kan terjadi.
Sampai akhirnya kamipun pergi bersama, ketika Rafi menjemputku dia agak terpukau melihatku memakai gaun pesta yang terlihat anggun “Sin.. kamu beda banget kalau pakai itu…. ” Aku hanya bisa tersipu malu, siapa yang tidak senang mendapatkan pujian seperti itu. Kamipun berangkat dan aku sudah bilang pada ibuku kalau agak malam pulangnya dan memang orang tuaku tidak begitu mengekangku.
Di pesta temannya itu Rafi seolah bangga memperkenalkan aku sebagai calon istrinya, siapa yang tidak senang karena Rafi adalah sosok cowok yang cukup keren bahkan aku melihat banyak mata wanita di sana yang terlihat cemburu pada kami berdua. Kamipun mengobrol agak lama dengan teman-teman Rafi sampai akhirnya kami pulang tapi Rafi tidak membawaku pulang.
Dia memasukkan mobilnya ke sebuah penginapan yang dekat atau searah dengan rumahku. Dan aku tidak menolaknya sama sekali, bahkan aku sepertinya juga ingin menikmati malam bersama Rafi waktu itu. Ketika Rafi memesan kamar aku masih di dalam mobil begitu dia mencari kamar yang dia pesan, akupun mengikutinya dari belakang tanpa takut kalau ada yang melihat kami.
Sampai di dalam kamar hotel kamipun saling melepas nafsu kami, Rafi langsung mendaratkan bibirnya dan menulum bibirku dengan mesranya. Nafas kami berdua sama-sama bergemuruh “OOOouugghh…. aaaaagggghh… oooooouuggghhh… aaaaggggghh.. saaaayyyaaaang… aaaaggghhh..” Mungkin nafsu kami sudah sama-sama kuatnya.
Rafi langsung membopong tubuhku namun dia sudah melepas gaunku, setelah itu dia membaringkan aku ke atas tempat tidur. Dan dengan lembut menyentuh toketku dengan bibirnya sambil tangannya menggerayangi tubuhku “OOouuuggghh… Raaaaf… aaaaggghh… saaaaa… yaaaang… aaaaaaagggggggghhhh…. aaaaagggghh… aaaaggghhh.. ” Desahku ketika dia mulai menyentuh area sensitifku.
Rafi membenamkan wajahnya pada memekku, lalu menjilatnya dengan lidahnya yang ikut bermain juga dalam memekku “Ooouugghhh… saaa yang….. aaaaggghhh… aaaaaggghhh… aaaaaaggghh… aaaaagggggghhh… aaaaggghhhhh… saaaayaang… “DEsahku ketika klitorisku dia hisap dengan mulutnya bahkan aku merasa tidak tahan aku tarik tubuh Rafi.
Rupanya dia mengerti karena saat itu juga Rafi langsung menancapkan kontolnya kedalam lubang memekku. Dan diapun bergoyang apalagi kini kontolnya menyelinap pas masuk ke dalam memekku, akupun bergelinjang di buatnya “OOouugghh… ooouuugghh… saaa… yaaang……. aaaaagghh.. nik..mat.. aaaggghh… aaaggggggggghhh..” Rafi terus memompa tubuhku dengan adegan kontolnya yang keluar masuk dalam vaginaku.
Tubuh kami sama-sama basah oleh keringat karena Rafi keras menghentakan kontolnya berkali-kali pada memekku . Akupun mengimbanginya dengan cara memutar dan memainkan pingguluku juga “OOouugghh.. Siiin… aaagghh… aaaaku.. aaaggghh.. ngggaaaaaak….. taaaahaaan.. aaaaaggggghh… aaaagghh.. ” Muncrat saat itu juga spermanya pada memekku dan akupun merasakan hal yang sama.
Kami berpeukan dan dengan mesranya Rafi mengecup keningku, sungguh aku rasakan beda permainan sex Rafi dengan suamiku. Aku rasa kontolnya lebih gede dari pada suamiku sendiri.
Aku sangat puas melakukan adegan sex dengannya.Maka dari itu kami sering melakukan hubungan badan hingga kini. Sampai sekarang rafi juga belum menikah
Aku bersuamikan seorang abdi negara dia di tugaskan ke luar kota, aku pernah ikut bersamanya namun karena tinggalnya di daerah pedalaman akupun tidak betah tinggal di sana. Akhirnya kami memutuskan untuk aku kembali ke rumah orang tuaku saja, padahal kami masih hangat-hangatnya waktu itu tapi karena tiap hari aku menangis akhirnya akupun pulang.
Sampai kini anakku sudah berusia 2 tahun aku masih bersama dengan orang tuaku, dan suamiku tetap saja tinggal di kota yang berbeda-beda. Dia masih sering di pindah tugaskan karena itu jarang sekali pulang, paling tidak satu tahun sekali pulang itupun hanya sebentar. Awalnya aku selalu merindukannya tapi akhirnya akupun dapat melupakan kerinduanku padanya.
BUkan tanpa alasan tapi karena kini aku punya gendaan atau yang disebut dengan selingkuhan. Dia tidak lain adalah mantan pacarku yang hingga kini memang belum menikah juga, aku tergoda padanya karena dia sering bilang kalau masih mencintaiku, bahkan aku dengar hal itu dari sepupunya juga. Karena itu aku jadi terkesan bagaimanapun juga akupun pernah dekat dengannya.
Awalnya kami hanya sering jalan bareng. Dan aku aggap dia tulus melakukan hal itu padaku, tapi lama kelamaan hubungan kami semakin dekat menjurus ke yang lebih intim lagi, saat itu Rafi nama pria itu mengajakku pergi ke sebuah acara temannya. Tentu saja aku menolak dengan alasan takut ada yang kenal tapi dia menjamin kalau hal itu tak kan terjadi.
Sampai akhirnya kamipun pergi bersama, ketika Rafi menjemputku dia agak terpukau melihatku memakai gaun pesta yang terlihat anggun “Sin.. kamu beda banget kalau pakai itu…. ” Aku hanya bisa tersipu malu, siapa yang tidak senang mendapatkan pujian seperti itu. Kamipun berangkat dan aku sudah bilang pada ibuku kalau agak malam pulangnya dan memang orang tuaku tidak begitu mengekangku.
Di pesta temannya itu Rafi seolah bangga memperkenalkan aku sebagai calon istrinya, siapa yang tidak senang karena Rafi adalah sosok cowok yang cukup keren bahkan aku melihat banyak mata wanita di sana yang terlihat cemburu pada kami berdua. Kamipun mengobrol agak lama dengan teman-teman Rafi sampai akhirnya kami pulang tapi Rafi tidak membawaku pulang.
Dia memasukkan mobilnya ke sebuah penginapan yang dekat atau searah dengan rumahku. Dan aku tidak menolaknya sama sekali, bahkan aku sepertinya juga ingin menikmati malam bersama Rafi waktu itu. Ketika Rafi memesan kamar aku masih di dalam mobil begitu dia mencari kamar yang dia pesan, akupun mengikutinya dari belakang tanpa takut kalau ada yang melihat kami.
Sampai di dalam kamar hotel kamipun saling melepas nafsu kami, Rafi langsung mendaratkan bibirnya dan menulum bibirku dengan mesranya. Nafas kami berdua sama-sama bergemuruh “OOOouugghh…. aaaaagggghh… oooooouuggghhh… aaaaggggghh.. saaaayyyaaaang… aaaaggghhh..” Mungkin nafsu kami sudah sama-sama kuatnya.
Rafi langsung membopong tubuhku namun dia sudah melepas gaunku, setelah itu dia membaringkan aku ke atas tempat tidur. Dan dengan lembut menyentuh toketku dengan bibirnya sambil tangannya menggerayangi tubuhku “OOouuuggghh… Raaaaf… aaaaggghh… saaaaa… yaaaang… aaaaaaagggggggghhhh…. aaaaagggghh… aaaaggghhh.. ” Desahku ketika dia mulai menyentuh area sensitifku.
Rafi membenamkan wajahnya pada memekku, lalu menjilatnya dengan lidahnya yang ikut bermain juga dalam memekku “Ooouugghhh… saaa yang….. aaaaggghhh… aaaaaggghhh… aaaaaaggghh… aaaaagggggghhh… aaaaggghhhhh… saaaayaang… “DEsahku ketika klitorisku dia hisap dengan mulutnya bahkan aku merasa tidak tahan aku tarik tubuh Rafi.
Rupanya dia mengerti karena saat itu juga Rafi langsung menancapkan kontolnya kedalam lubang memekku. Dan diapun bergoyang apalagi kini kontolnya menyelinap pas masuk ke dalam memekku, akupun bergelinjang di buatnya “OOouugghh… ooouuugghh… saaa… yaaang……. aaaaagghh.. nik..mat.. aaaggghh… aaaggggggggghhh..” Rafi terus memompa tubuhku dengan adegan kontolnya yang keluar masuk dalam vaginaku.
Tubuh kami sama-sama basah oleh keringat karena Rafi keras menghentakan kontolnya berkali-kali pada memekku . Akupun mengimbanginya dengan cara memutar dan memainkan pingguluku juga “OOouugghh.. Siiin… aaagghh… aaaaku.. aaaggghh.. ngggaaaaaak….. taaaahaaan.. aaaaaggggghh… aaaagghh.. ” Muncrat saat itu juga spermanya pada memekku dan akupun merasakan hal yang sama.
Kami berpeukan dan dengan mesranya Rafi mengecup keningku, sungguh aku rasakan beda permainan sex Rafi dengan suamiku. Aku rasa kontolnya lebih gede dari pada suamiku sendiri.
Aku sangat puas melakukan adegan sex dengannya.Maka dari itu kami sering melakukan hubungan badan hingga kini. Sampai sekarang rafi juga belum menikah
mmmmmmmmmmmm
ReplyDelete